Senin, 21 Agustus 2017

Kepada Sunyi


Telah kupulangkan insomnia pada sepicing nyeri dalam nina-bobo mistery.
Biarlah diayun timang jemari sunyi yang pada salah satunya
melingkar cincin pengasihan berukir nama kekasih lamunan.
Dengkur lelap memantul lengang lorong senyap.
Sesekali meraba kening, sekadar memastikan bahwa ciuman itu masih ada.

Pun meski begitu, tak habis ingatan silam membangunkan luka
yang lelap dalam tidur panjangnya.
Di bilik sama, tempatku meminjam pena beserta penghapusnya.
Kuaduk ratakan ilusi pada setiap tegukan pahit kopi.
Ambigu termanggu di antara tanda titik koma di kepala
; mengembalikan separuh dari seluruh dan pastinya
takkan pernah sempurna merekatkan retakkanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar