Rabu, 23 Agustus 2017

Kekasih Inspirasi




Kupinang puisi dengan inspirasi secangkir kopi
mana kala waktu melenggang angkuh,
mengabai gelisah hasrat piatu tuk menautkan temu.

Ah, kau tahu?
Di pintal hujan, segenap lukat derita kutitipkan pada keranjang-keranjang awan
tuk sekadar melintasi langit kotamu
sebelum berderai jatuh menyamarkan deras air mata, membasuh jelaga.

Telah kusemayamkan belulang rindu pada lembar tengah buku harianku.
Usahlah melawat_ziarahi, di manapun keberadaan ragamu,
ruhnya telah terpasung di antara denyar jantungmu.
Seberapa pun kau jauh,
biarlah prasangka tertikam oleh tajam kepercayaan yang terasah sunyi diam-diam.
Takkan terbiar sepercik pun  praduga
menyulut isi kepala hingga membakar ruang dada.

Berdamailah dengan nurani
Simpanlah peluk untuk kutukar kecup di keningmukeningmu
pada suatu saat nanti



Wonsa, 230817












Tidak ada komentar:

Posting Komentar