Selasa, 12 September 2017

Pagi Bersama Secangkir Kopi

Satu demi satu tegukan menyisa tandas ke ampas
Sedang serangkaian cerita tentang panjangnya jarak pejam dengan keterjagaan
tak rampung terlafadz dari bibir kebisuan semalam.
Secangkir kopi yang tersaji di teras pagi, tak mampu menghangatkan gigil dari
ketelanjangan rindu tanpa sehelaipun benang.

"Kembali teguklah kopimu selagi panas" 
Cangkir ke dua, ke tiga dan cangkir-cangkir berikutnya berkata serupa
pada bibir yang sama.

Pijar mentari meluluhlantah embun di pucuk-pucuk daun
Para petani menggegasi pematang ladang, anak-anak berseragam menjejali
ruang-ruang, sedang para perempuan mulai menuang isi di atas wajan
sebagian menjajar basah pakaian di halaman.
Sedang rindu, tak beranjak dari tempatnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar